Kamis, 25 Desember 2008


LEGENDA GURU MANGALOKSA

(Disadur dari berbagai sumber)

Guru Mangaloksa



Guru Mangaloksa yang merupakan cikal bakal dari marga dari suku Batak yang berdiam di wilayah Tapanuli Utara yaitu : Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea dan Lumbantobing, yang biasa juga disebut satu rumpun dalam rumpun si-opat-pisoran. Guru Mangaloksa merupakan anak dari Raja Hasibuan memiliki empat orang anak yaitu si Raja Hutabarat, Raja Panggabean (anaknya Lumban Ratus, Simarangkir, Lumban Siagian), Raja Hutagalung dan Hutatoruan (anakna Raja Hutapea dan Raja Lumbantobing).

Guru Mangaloksa merupakan generasi keturunan ke-tujuh dari si-Raja Batak. Mereka 4 (empat) bersaudara dari keturunan Raja Hasibuan, yaitu : 1. Raja Manjalo yang berdiam di Janji Matogu Sigaol; 2. Guru Mangaloksa yang berdiam di Silindung (reg. Tarutung – Tapanuli Utara); 3. Guru Hinobaan berdiam di Angkola; 4. Guru Toga Maniti yang berdiam di Rantau Parapat.

Dan memiliki saudara perempuan 4 (empat) orang, yaitu : 1. Turasi, yang kawin ke marga Sitorus, 2. Palangki yang kawin ke marga Panjaitan, 3. Sande (natumandi) kawin ke marga Siahaan yang berdiam di Sibuntuon dan 4. Tariparlan yang kawin dengan Raja Marsundung dari marga Simanjuntak di Parsuratan.

Keempat saudara perempuan dari Guru Mangaloksa mendapatkan warisan yang dibawanya setelah dia menikah yaitu : 1. Turasi, berupa ulos ranterante (reg. sejenis kain tenunan) yang sangat panjang (sian alaman sahat tu harbangan). 2. Palangki, mendapat warisan berupa mas (seakseak mas), 3. Sande, mendapat warisan berupa lesung yang mempunyai 12 buah lobang, 4. Tariparlan, mendapat warisan berupa sawah di Parsuratan.

Awalnya Raja Hasibuan bertempat tinggal di Lobu Galagala, Dolok Tolong Balige (reg. Kabupaten Toba Samosir) bersama Raja Sumba dan Raja Naipospos, tetapi kemudian pindah ke Sigaol, dan disana membuka perkampungan yang diberi nama Hariara Manjalo. Tetapi karena tanah tersebut kurang bagus menurut Guru Mangaloksa, maka Guru Mangaloksa pindah ke Rura Silindung (red. Tarutung – Kabupaten Tapanuli Utara) dan tinggal di rumah Guru Manomba Bisa dari marga Pasaribu di kampung Siborotan Simarangkir.

Bersambung... "Burung berkepala tujuh"


Tidak ada komentar: